Siang itu Meli sedang istirahat ketika pintu kamarnya diketuk. Saat membuka pintu didepannya sudah berdiri Tuti teman kuliahnya dengan wajah tersenyum ceria. “Kita lulus Mel…”.
“Lulus apaan ..” jawab Meli dengan dingin karena marasa masih linglung dibangunkan tiba-tiba. “..Kita lulus diterima jadi PNS Mel ..”. lanjut Tuti dengan mata berbinar bahagia.
“Alhamdulillah…” sahut Meli. “Koq dingin aja..ga ada bahagianya dengar berita ini ..” sambung Tuti menyelidik wajah Meli .. ”
“Masih pusing ... ni woy… yok masuk” jawab Meli sambil membuka pintu lebar-lebar mempersilakan Tuti masuk ke kamar ”.
Tuti merupakan teman kuliah Meli yang juga sahabat baik. Mereka sama-sama sekelas. Dan selalu belajar bersama sejak sama-sama melanjutkan ke jenjang S-1. Meli dan Tuti kuliah di program Diploma 3, yang karena prestasi yang diraih sebelumnya mereka mendapat kesempatan diundang untuk melanjutkan ke jenjang S-1. Meli merupakan mahasiswa yang sangat berprestasi dan sangat dikenal dikampus .. Hampir semua mahasis wa dan dosen mengenalnya. Ya, kampus mereka adalah IKIP Padang tepatnya di Fakultas FPMIPA jurusan Kimia. Tuti juga mahasiswa berprestasi, yang mereka selalu kejar-kejaran memperoleh predikat rangking 1 di jurusannya. Namun Tuti harus mengakui bahwa akhirnya ia harus menerima pembeli yang bersedia mengejar prestasinya jika berhadapan dengan Meli. Namun tak terlihat persaingan diantara mereka, karena Meli bukan orang yang sangat ambisius sekali. Ia tetap membantu jika Tuti membutuhkan bantuan tentang materi kuliah atau tugas-tugas kuliahnya. Keduanya sering terlihat berjalan bersama dan berdiskusi akhir-akhir ini.
Setelah wisuda dari program Diploma 3, ada tiga orang mahasiswa yang mendapat undangan untuk melanjutkan kuliah ke Strata-1, yaitu Meli, Tuti dan Edi. Sebenarnya mereka adalah teman dan tim yang solid dalam belajar. Namun karena Edi merasa tidak enak jika selalu berada bersama Meli dan Tuti, ia risih jika harus berteman dengan wanita apalagi ia lelaki hanya seorang. Tapi mereka tak mempermasalahkannya, sesekali ada juga terlihat mereka duduk bersama berdiskusi dipustaka atau dikantin kampus.
Meli dikota ini tinggal di rumah
kost nya yang tidak jauh dari kampus. Rumah kost Meli lumayan besar , namanya “Bukit
Bangau Indah”..di kota padang khususnya di daerah Air TAwar yang merupakan
daerah yang sebagian besar rumah disana merupakan rumah kost, setiap rumah yang
meruapakn tempat kost mahasiswa selalu diberi nama..macam-macam namanya seperti
“Pondok Putri” , “wisma Parkit”, “pondok Capita” , “wisma Sultan” dan lain
sebagainya. Pokoknya bikin kita senyum-senyum melihatnya. Ada 20 kamar dirumah kost Meli yang rata-rata
diisi 3 atau 4 orang. Beruntung Meli dapat kamar didepan yang dekat dengan
ruang tamu. Tapi ada resikonya, yaitu setiap ada tamu yang datang maka orang
yang berada dikamar Meli yang selalu lebih dahulu mengetahuinya sehingga
bertugas memanggil temannya dikamar lain yang mendapat kunjungan si tamu
tersebut. Tapi semuanya dijalani enteng aja oleh Meli dan kawan-kawannya. Karena
kebetulan semua warga rumah tersebut mahasiswa-mahasiswa yang baik dan akrab
satu sama lainnya. Orang tua Meli berada
dikota lain, sehingga Meli hanya bisa pulang sekali 6 bulan yaitu ketika libur
semester. Tuti juga kost, ia tinggal dirumah yang disewa bersama kakaknya yang
kuliah di Fakultas Tehnik Unand. Tuti sering mengunjungi Meli bahkan
kadang-kadang juga nginap ditempat kost
Meli jika ada tugas yang harus diselesaikan hingga larut malam.
Seperti hari ini Tuti kembali
mengunjungi Meli untuk menyampaikan berita bahagia ini. “siapa-siapa aja yang
lulus Tut” tanya Meli setelah mereka duduk lesehan diatas karpet yang
terbentang dilantai. “kelas kita hampir semuanya lulus kecuali si Yos, Anto,
Yati ..tapi kelas A banyak yang ga lulus” kata Tuti. Angkatan mereka ada dua
kelas A dan B. Meli dan Tuti dikelas B sedangkan Edi dari kelas A. sebanyak 30
orang dari angkatan mereka telah diwisuda bulan September yang lalu. Beberapa hari
setelah wisuda ternyata ada dibuka pendaftaran penerimaan guru PNS di dinas Pendidikan
dan kebudayaan saat itu. Maka tak meniakan kesempatan, semua merekapun ikut
mendaftarkan diri untuk menjadi calon guru PNS. Hari pertama terlihat
pendaftaran membludak, tidak hanya mereka yang baru diwisuda saja yang mendaftar
tetapi banyak juga tamatan beberapa tahun yang lalu ikut mendaftar, karena
mungkin mereka belum lolos pada seleksi penerimaan tahun-tahun yang lalu. Selain
itu tamatan dari perguruan tinggi lain juga ikut juga mendaftar. Penerimaan tahun
ini dibuka untuk tamatan D-2, D-3 dan
S-1. Melihat pendaftara yang bersesak-sesakan waktu itu Meli agak ragu juga, ia sempat berkata pada Tuti
saat itu, “sepertinya kita ga bisa lolos seleksi Tut..rame sekali yang
mendaftar..” namun Tuti berkata optimis, “insyaallah kita Lulus Mel..karena
kita kan rangking”
“hush …jangan sombong dulu..liat
tu yang daftar banyak sekali..lagi pula ada juga koq kakak letting kita yang
rangking dulu, ikut juga mendaftar, itu liat disana ada kak Aan, Uni Ris,
mereka kan jago-jago diangkatannya dulu..” Meli berkata sambil menunjuk kearah
kakak letting mereka dulu. “tenang Mel..kalau rejeki kita tak kan kemana..”
jawab Tuti santai.
Ternyata prediksi Tuti benar dan
Alhamdulillah Meli dan Tuti lolos seleksi penerimaan guru PNS. “Nah..besok kita
ke kanwil Dinas Pendidikan ya..kita akan lihat pengumuman tentang pesyaratan
apa saja yang harus kita lengkapi..besok
aku kesini ya jemput kamu..” kata Tuti sambil berdiri.
“lho..lho,,mau kemana..” Meli
heran melihat Tuti yang sudah berdiri melangkah kearah pintu. “ ya pulanglah
mau siapin berkas..” jawab Tuti, “baru aja duduk koq udah pulang..” balas Meli.
“aku pulang ya..assalamualaikum” kata Tuti sambil membuka pintu kamar, “Alaikumsalam”jawab
Meli sambil juga melangkah kearah pintu melepas sahabatnya pulang.
Keesokan harinya sesuai janji
pukul 7.30 Tuti sudah berada di tempat kost Meli. Selesai berdandan sederhana,
Meli pamit pada kedua teman kost nya
untuk berangkat bersama Tuti. Mereka berjalan sampai kepinggir jalan untuk
menunggu mikrolet , sebutan untuk oplet di Padang. Tak lama kemudian mereka
sudah menstop mikrolet dan menaikinya selanjutnya membawa mereka ke kantor
kanwil Pendidikan dan Kebudayaan. Sesampainya disana mereka berdua langsung
menuju papan pengumuman untuk melihat persyaratan yang harus dilengkapi bagi
peserta yang telah lolos seleksi penerimaan guru PNS. Setelah mencatat semua
informasi yang dibutuhkan (karena waktu itu belum ada kamera handphone untuk
memfoto pengumuman itu tanpa perlu mencatat), mereka pun bersiap untuk
melanjutkan ke kampus guna mengurus surat-surat yang diperlukan.
Sesampainya dikampus mereka
menuju kantor Registrasi kampus namanya, untuk mengurus beberapa surat yang
dibutuhkan untuk kelengkapan persyaratan yang diminta oleh kanwil Pendidikan
dan Kebudayaan. Sambil menunggu surat selesai, Meli mengajak Tuti untuk
kekantin. “kekantin yuk Tut..haus nih” ajak Meli, “yuk..aku juga haus dan lapar
lagi..he..he..” kata Tuti sambil tertawa menyeringai, “baru jam 11 koq udah
lapar…” kata Meli. “tadi pagi makannya dikit karena buru-buru mau jemput kamu…
dan kamu Mel harus maklum, perutku lebih besar dari kamu..kalo diisi sedikit
maka jadi cepat lapar..”Tuti menjelaskan panjang lebar, Tuti badannya memang
lebih besar dari Meli. “ yuk lah..nanti aku traktir kamu..” kata Meli sambil
menarik tangan Tuti menuju ke kantin. “alhamdulillah..terimakasih Mel manis..”
sahut Tuti sambil mencubit pipi Meli. Mereka tertawa bersama sambil berjalan
kekantin. Satu jam mereka berada dikantin, kemudian balik lagi ke kantor
Registrasi kampus, karena mereka dijanjikan suratnya baru siap setelah satu
jam. Sesampainya mereka di kantor tersebut, ternyata suratnya sudah selesai. Dan
merekapun pulang kerumah masing-masing. “berkas-berkas yang lain siapin segera
ya Tut, karena 3 hari lagi masanya mengumpulkan berkas, disusun berdasarkan
urutan suratnya ya..jangan lupa itu..” Meli mengingatkan sahabatnya yang
terkadang sering lupa atau tidak teliti. “ baik bu guru…” kata Tuti sambil
senyum menggoda, ..”issh..jangan dipanggil bu guru lah..belum siap mental aku..”
jawab Meli sambil meringis. “ kan kita calon…” kata Tuti lagi tak mau kalah. “pokoknya
ga mau…” kata Meli merajuk. “ok deh bu bos aku ga bilang lagi..aku pulang dulu
ya..sampai jumpa”. Kata Tuti yang terus berjalan kearah depan, sedangkan Meli
harus berbelok kekiri, menuju kost nya.
Tiga hari kemudian, mereka sudah
berada di Pendidikan dan Kebudayaan untuk
mengumpulkan berkas yang diminta sebagai persyaratan untuk calon guru PNS. Setelah
mengambil nomor antri mereka menunggu dipanggil oleh petugas. Meli mengajak
Tuti untuk duduk dibawah pohon disamping kantor sambil menunggu dipanggil,
kebetulan disana ada bangku panjang yang masih kosong. “Tut..gimana dengan
kuliah kita kalo kita udah jadi guru nanti..” Meli memulai percakapan setelah
duduk dibangku dibawah pohon yang rindang itu. “ tenang Mel..aku tadi dapat
info dari orang kantor ini, katanya SK PNS kita baru akan keluar beberapa bulan
lagi. Jadi kita masih bisa menuntaskan mata kuliah disemester ini, dan berarti
kita hanya tinggal 1 semester lagi yang tersisa, sebelum kita bisa wisuda S-1
..” kata Tuti menjelaskan. “ yang satu semester lagi itu kita lihat keadaan
nanti, doakan saja kita penempatannya dekat dari Padang, jadi kita bisa ngajar
sambil kuliah” lanjut Tuti. “ iya ya..tapi jika penempatan kita nanti jauh
gimana..” kata Meli, “itu nanti kita pikirkan lagi non..” jawab Tuti, Tuti
memang enak diajak bicara, ia selalu berikan solusi jika ada kendala yang
mucul. Bawaannya tenang dan santai sekali. Makanya Meli merasa cocok dan tenang
berteman dengan Tuti.
Tak lama kemudian nomer mereka
dipanggil untuk mengumpulkan berkas. Berkas-berkas telah dimasukkan dan sudah
lengkap semua, tinggal menunggu datangnya SK, kata petugasnya. “nanti kami akan
umumkan lagi jika SK sudah sampai, jadi ditunggu aja ya..”kata petugasnya. “baik
pak, terimakasih..” kata Meli dan Tuti serentak. Merekapun tertawa setelah
menyadarinya.
“sekarang kita pulang dan tinggal
nunggu SK pengangkatan ya..semoga saja tempat tugas kita berdekatan ya..jadi
kita bisa pergi kuliah sama-sama lagi nanti..” kata Tuti. “ Aamin..ya..semoga
saja ya Tut..” Keduanya pun melangkah sambil bergandengan tangan meninggalkan
kantor kanwil Pendidkan dan Kebudayaan tersebut.
*****P*****