SOP
KEPALA IKAN
Penulis : Syarifah Rukayah Indra
Melina
Sore
itu aku tengah beraktivitas didapur untuk mempersiapkan menu buka puasa. Aku dan
suami saat itu tengah berpuasa Sunnah Senin-Kamis. Meskipun hanya menu
sederhana namun untuk berbuka puasa tetap ada bedanya dengan menu sehari-hari. Puasa
Sunnah memang rutinitas suami kami. Terutama bagi suamiku, berpuasa membuat
badannya terasa ringan dan leluasa bergerak begitu menurutnya. Dengan penyakit
DM yang diidapnya, puasa membuat gula darahnya lebih terkontrol, sehingga selain
puasa Senin Kamis, puasa-puasa Sunnah lainnya pun ia kerjakan. Memang banyak
fadhilah nya jika puasa dilaksanakan sesuai tuntunannya.
Aku
tengah mencuci peralatan masak dan anak ku yang perempuan yang bernama Ulya
tengah menyapu rumah ketika terdengar suara dari arah samping rumah. “assalamualaikum…”
begitu suara terdengar. Suara yang kukenal. Ya , suara tetangga ku. Aku dan
anak ku Ulya menjawab salamnya serentak.
Ulya segera membukakan pintu dan mempersilakan bu Asiah untuk masuk. Namun dengan
halus beliau menolaknya..sambil tersenyum beliau menyerahkan sebuah mangkok
besar ditangannya keanakku. “ ini untuk kakak ..” katanya pada Ulya anakku. “
terima kasih bu..” balas Ulya dan segera memanggilku. Aku segera menuju kesana dan kuajak bu Asiah untuk
masuk dulu. Bu Asiah menolaknya karena ia juga tengah mempersiapkan berbuka
puasa . Alhamdulillah ..terasa senang mendengarnya karena tetanggaku juga
melakukan ibadah puasa. Memang sesuai dalil dan fadhilahnya bahwa ibadah puasa akan menjaga kesehatan
tubuh .
Setelah
mengucapkan terima kasih dan dan berbincang sesaat bu Asiah kembali kerumahnya.
Anakku Ulya masih memegang mangkok besar itu, sambil berjalan ia mendekatkan
hidungnya ke mangkok tersebut, ..”wow..lezatnya “ dengan gaya khasnya Ulya
berseru. “…apa itu kak?..” tanya ku pada
Ulya yang tengah menuju meja makan untuk meletakkan mangkok pemberian bu Asiah.
“..Sop Kepala Ikan Mi..” “ Habis nyapu kami makan ya Mi..sop kepala ikannya menggoda..”kata Ulya. “boleh Kak..mau berapa
potong juga boleh..”kataku padanya. Ulya memang menghindari makan di malam hari,
ia akhir-akhir ini membiasakan dirinya makan saat sore sesuai yang ia baca dari
buku kesehatan yang rutin ia baca. Maklumlah anak gadis, selalu mencari
berbagai info dan tips untuk mencegah kenaikan berat badannya.
Sop
kepala ikan adalah masakan yang sering dimasak tetangga kami. Mereka berasal
dari Makassar. Sudah 3 tahun ini mereka menetap di wilayah kami karena suaminya
yang bertugas di Kodam. Bu Asiah memiliki 2 orang anak yang masih bersekolah di
SD. Beliau sangat pandai memasak terutama masakan khas daerahnya Makassar. Sop Kepala
ikan salah satunya yang merupakan masakan favorit mereka. Sop kepala ikan
dibuat dari bahan kepala ian Tuna yang dimasak dengan bumbu khas ala Makassar
seperti jahe, kunyit, daun kemangi dll. Kuahnya encer dan berwarna kuning. Baunya
sangat menggoda, apalagi ketika bu Asiah sedang memasak, wanginya sampai
kerumahku. Dan kamipun sudah hapal dengan bau khas sop kepala ikan ini.
Telah
menjadi kebiasaan kami sering berbagi makanan pada tetangga. Bisa masakan yang
dimasak sehari-hari atau oleh-oleh makanan jika pulang bepergian, dan biasanya
dilanjutkan dengan membalas lagi antaran makanan tadi dengan pemberian makanan
lain yang ada dirumah. Saling balas
membalas pemberian ini terus berlanjut. Tradisi ini memang sudah dilakukan sejak
orang tua kami dulu dan kami tetap meneruskan tradisi itu hingga sekarang,
karena banyak sekali hal positif yang diperoleh dari saling memberi / mengantar
makanan ini antara lain rasa persaudaraan dan keakraban dengan tetangga terasa makin
baik, ada saling perhatian dengan tetangga, dan kita jadi tahu masakan dari berbagai daerah , jika tetangga kita berasal
dari daerah lain dan banyak hal positif lainnya.
Ulya
sudah menyelesaikan tugas menyapu rumahnya, dan kulihat ia sudah duduk di meja
makan menikmati sop kepala ikannya. Begitu menikmatinya ia makan dengan menu
yang ia suka ini, “Sop Kepala Ikan Tuna
khas Makassar”, hingga ia tak menyadari aku yang memperhatikannya dari jauh
sambil tersenyum. Terima kasih bu Asiah, terima kasih Sop Kepala Ikannya,
pemberian ibu sangat disukai anak kami dan kami sekeluarga. Insyaallah tradisi
ini akan terus kita jalankan. Semoga berikutnya kami juga akan diberi
kesempatan membalas pemberianmu. Saling berbalas untuk seterusnya. Dan semoga
tradisi ini juga bisa kita turunkan pada anak keturunan kita.
fotonya bikin ngiler
ReplyDeletekeren bu, teruskan berbagi inspirasinya... barakallah
ReplyDelete