Tuesday 13 September 2022

Sifat Koligatif larutan in Life

Pernahkah kamu membuat bikin teh manis panas? Ketika air panas sudah dituang ke gelas berisi teh celup dan gula, lalu diaduk, apa yang terjadi? Pasti kamu sudah nggak bisa melihat gula itu lagi, kan. Alasannya karena gula sudah larut sempurna di air panas dan nggak akan bisa dipisah lagi. Nah, campuran antara gula dan air panas itu yang disebut sebagai larutan. Dengan kata lain, larutan adalah campuran antara dua atau lebih zat terlarut dan zat pelarut. Dalam kasus ini, yang menjadi zat terlarut adalah gula, sedangkan yang menjadi zat pelarut adalah air panas. Kamu perlu tau bahwa, larutan punya sifat yang unik dan khas. Sifat itu dinamakan sifat koligatif larutan. Pada tulisan ini kita akan bahas pengertian sifat koligatif larutan.Silakan disimak pembahasannya, ya! Sifat koligatif larutan adalah sifat fisik larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Jadi, semakin banyak zat terlarut, maka sifat koligatifnya akan semakin besar. maksudnya gimana, ya? Sifat koligatif merupakan sifat yang hanya memandang “kuantitas”, bukan “kualitas. Sifat larutan seperti rasa, warna, dan kekentalan (viskositas) merupakan sifat-sifat yang bergantung pada jenis zat terlarut. Sifat larutan seperti warna, kekentalan (viskositas), dan warna menjadi sifat-sifat yang bergantung pada jenis zat terlarut. Sebuah larutan yang memiliki sifat koligatif harus memenuhi dua asumsi. Pertama zat terlarut tidak mudah menguap sehingga tidak memberikan kontribusi pada uapnya. Kedua, zat terlarut tidak larut dalam pelarut padat. Sifat koligatif larutan diklasifikasikan menjadi 4 yang terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Pada sistem pelarut murni titik didih, titik beku, tekanan uap, dan tekanan osmotik hanya akan dapat dipengaruhi oleh molekul pelarut itu sendiri. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai klasifikasi sifat koligatif larutan. 1. Penurunan tekanan uap (∆P) Penguapan merupakan peristiwa yang terjadi ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya. Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair maka semakin mudah zat cair tersebut menguap. Semakin mudah zat cair menguap maka semakin besar pula tekanan uap jenuhnya. Tekanan uap merupakan jumlah atau banyaknya uap yang terbentuk di atas permukaan zat cair. Ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya menjadi uap. Di waktu bersamaan, uap tersebut akan kembali menjadi zat cair. Adapun tekanan uap jenuh merupakan tekanan yang muncul ketika terjadi kesetimbangan antara jumlah partikel zat cair menjadi uap dan jumlah uap menjadi zat cair. Pada tahun 1880-an, F. M. Raoult, seorang ahli kimia Prancis menyatakan bahwa melarutkan zat terlarut memiliki dampak, yakni turunnya tekanan uap dari pelarut. Hukum Raoult tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. ΔP = Xt . Pᵒ Jika tekanan uap pelarut di atas larutan dilambangkan P maka ∆P = Po – P Jika komponen larutan terdiri pelarut dan zat terlarut dengan tetapan rumus berikut: Xp + Xt = 1 , maka Xt = 1 – Xp. Persamaan akan menjadi: ΔP = Xt . Pᵒ Pᵒ – P = (1 – Xp) Pᵒ Pᵒ – P = Pᵒ – Xp . Pᵒ Keterangan : ΔP = Penurunan tekanan uap (mmHg) Xp = Fraksi mol pelarut Xt = Fraksi mol terlarut P° = Tekanan uap jenuh pelarut murni (mmHg) P = Tekanan uap larutan (mmHg)

No comments:

Post a Comment

Sifat Koligatif larutan in Life

Pernahkah kamu membuat bikin teh manis panas? Ketika air panas sudah dituang ke gelas berisi teh celup dan gula, lalu diaduk, apa yang terj...