Thursday, 1 April 2021

Curhatan Sahabat

 

Siang ini kami masih duduk diruanganku. Hari telah menunjukkan pukul 14.00. Suasana sekolah sudah sepi. Hanya kami berdua yang berada diruangan ini. Dengan pintu ruangan yang terbuka masih kulihat dari kejauhan tiga orang siswa yang tengah menunggu dijemput orang tuanya. Mereka terlihat asyik mengobrol sambil memegang hendphone ditangan mereka.

Sudah hampir satu jam aku mendengarkan curhatan temanku, sebut saja ibu A. Ia seorang ibu yang memiliki 3 anak yang harus menanggung semua biaya hidup keluarganya. Sudah hampir 28  tahun ia berkeluarga, namun tak sekalipun suaminya menafkahi mereka dengan berbagai alasan. 

Sebenarnya suaminya masih sehat dan masih bisa berusaha, namun entah kenapa alasannya menurut ibu A si suami tidak menafkahi ia dan anak-anaknya. 

Ibu A bercerita suaminya berasal dari keluarga kaya raya, yang memiliki beberapa usaha keluarga. ketika berumah tangga dengan ibu A si suami masih mengelola salah satu usaha keluarganya. Namun entah mengapa hanya beberapa tahun kemudian hingga saat ini suaminya tidak lagi mengelola apapun dari usaha keluarga, ibu A tidak mengetahui sebabnya. Karena ibu A takut dikatakan terlalu mencampuri keluarga suami. Dan berikutnya dari tahun ke tahun ibu A lah yang menjadi tulang punggung keluarga.

Seperti saat ini ketika ia berkeluh kesah padaku menceritakan kisahnya. Ada rasa sedih dihatiku mendengar penuturan ibu A. Karena setahuku tanggung jawab memberi nafkah adalah suami, kecuali jika si suami sudah tidak memungkinkan untuk menafkahi seperti sakit atau hal yang membuat udzur lainnya. Mendengar penuturan ibu A hatiku merasa miris, apalagi ketika saya menanyakan kenapa ia ga pernah meminta biaya hidup dari suaminya itu. "udah beberapa kali saya coba bu.." jawab bu A ketika kucoba menanyakannya. "..ujung-ujungnya ia pasti marah, dan ucapan yang selalu ia ucapkan bahwa ia akan ganti semuanya jika warisan keluarganya sudah ia dapatkan" lanjut bu A. Dan ia akan mengancam dan merembet ke masalh-masalah lainnya.." lanjut bu A. Aku terkejut mendengarkannya. Tak kusangka ibu A yang terlihat kalem dan baik hati itu menanggung permasalahan berat keluarganya. Tak pernah kulihat raut sedih selama ini ketika ia mengajar atau ketika bertemu dengannya disetiap kesempatan. ia merupakan figuer gru yang baik menurutku. seorang guru yang cerdas dan punya prestasi. Bahkan sebagai seorang guru ia aktif membimbing siswa dikegiatan ekskul. ternyata dibalik itu semua ada segunung masalah yang mengganggunya.



Saturday, 20 March 2021

KISAH NEGERI ANTAH BERANTAH

KISAH NEGERI ANTAH BERANTAH 


Suatu kisah yang terjadi di negeri entah berantah. Negeri yang semula damai, tentram tiba-tiba menjadi kalang kabut hanya karena sebuah titah yang dikeluarkan dari salah satu pimpinan negeri tersebut. Pimpinan negeri itu menginstruksikan agar setiap instansi yang berada dibawah naungannya wajib memberikan laporan yang akan dipresentasikan oleh setiap pimpinan instansi masing-masing. Setiap pimpinan instansi kalang kabut hingga stres membayangkan harus mempresentasikan laporannya ke sang Pemimpin tersebut. membayangkannya saja sudah membuat mereka stres ditambah lagi dengan kemampuan IT mereka yang sangat terbatas. mereka harus melaporkan setiap detail program isntansi masing-masing. 

Para pimpinan instansi selanjutnya menginstruksikan bawahan mereka agar segera membenahi administrasinya dan harus disiapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya. para bawahan juga menjadi kalang kabut mempersiapkan apa yang dititahkan pimpinan mereka. Semua bekerja menyiapkan berkas-berkas yang diminta. hal ini juga berlaku disekolah-sekolah. semua guru harus mempersiapkan berkas-berkas yang diminta dan wajib dikumpul dalam waktu beberapa hari saja. mereka tidak lagi memperdulikan anak didik mereka, karena para cik gu harus menyiapkan dokumen yang diminta oleh pimpinan sekolah, dengan alasan akan ada tim pemantau yang akan memeriksa dokumen mereka. Para anak didik  terabaikan. guru sedang disibukkan untuk mengumpulkan berkas. 

Selain hal itu setiap kantor atau lembaga harus ikut mengsukseskan program bersih dan indah yang dicanangkan Sang pemimpin daerah dan mereka akan dipermalukan jika lingkungan mereka tidak bersih dan indah. para pimpinan kantor atau lembaga kan dicopot jika ternyata tidak mampu mengsukseskan program yang dicanangkan tersebut. Semua tertekan, semua stress , baik para pimpinan kantor, karyawan ataupun guru. mereka semua bekerja dibawah tekanan. Sang pemimpin daerah akan menekan para pimpinan kantor dan pemimpin kantor akan menekan bawahannya lagi..tidak ada lagi keceriaan diwajah mereka. Semua pada ketakutan jika suatu waktu kantor mereka dikunjungi Sang Pemimpin, karena Sang Pemimpin pernah bertitah bahwa ia akan datang sewaktu-waktu tanpa ada pembertahuan terlebih dahulu.

Pak Hamid  tengah duduk disalah satu warung kopi dikampungnya. Dengan ditemani secangkir kopi dan sepiring kecil kue ia tengah menikmati udara senja hari dikampungnya. Disampingnya Wak Udin dengan setia mendengarkan segala keluh kesah sahabatnya itu. Pak Hamid mengaku sudah  tidak sanggup lagi bekerja menjadi guru, ia mau berhenti saja, rasanya lebih enak menjadi petani seperti Wak Udin sahabatnya sedari kecil itu. Wak Udin memang hanya seorang petani, meskipun saat bersekolah dahulu ia lebih pintar dari pak Hamid. Pak Hamid melanjutkan kuliah disalah satu perguruan tinggi di kota sampai akhirnya ia menjadi guru disebuah sekolah ternama dikota, namun ia memilih tetap tinggal dikampungnya yang tidak begitu jauh dari kota tempat tugasnya. Wak Udin tidak melanjutkan kuliah, ia memilih untuk menjadi petani meneruskan usaha orang tanya. Meskipun ia jago berdebat saat sekolah dahulu, namun suaranya ga banyak didengar oleh orang disekitarnya hanya karena ia tidak memiliki gelar sarjana atau gelar akademik lainnya. Padahal banyak sekali ide-ide pemikiran wak Udin yang brilian dan mampu diterima akal sehat. Seperti sore ini ia tengah mendengarkan keluh kesah pak Hamid. 

"itulah pemimpin yang tidak bijaksana.." wak Udin langsung menanggapi keluhan pak Hamid, setelah sahabatnya itu selesai berkeluh kesah. "..seharusnya sebagai pemimpin ia mengerti bahwa jangan membuat bawahan bekerja dibawah tekanan.. siapapun jika bekerja di bawah tekanan maka tidak akan mendapatkan hasil kerja yang baik.." lanjut wak Udin.

" jangankan manusia, saya saja yang mempekerjakan kerbau dan sapi sebagai pembajak sawah, akan saya perlakukan dengan baik dan sayangi dahulu. Binatang itu akan menurut apa yang kita perintahkan jika ia sudah merasa dekat dengan kita. jika kita perlakukan dengan kasar, maka ia akan memberontak ketika kita perintahkan ia membajak sawah.... apalagi ini manusia yang punya akal, pikiran dan perasaan, mengapa diperlakukan lebih parah dari binatang..? Apa jadinya negeri ini, jika semua orang bekerja dibawah tekanan dan stress, apapun yang yang menjadi tujuan nya tidak akan tercapai.." wak Udin berceloteh panjang lebar. 

"tujuannya memang baik agar semua instansi dibawah kekuasaannya menjadi bersih, indah dan rapi, tetapi tidaklah elok jika ia mengeluarkan titah berupa perintah yang disertai ancaman. ini akan membuat semua orang bekerja dibawah tekanan dan ini hasilnya tidak akan baik. apa salahnya ia buat dengan cara lain yang orang akan melaksanakan titahnya dengan senang hati tanpa ada tekanan. Semua orang akan berlomba-lomba  dengan gembira untuk mensukseskan gerakan yang dicanangkan oleh sang Pemimpin negeri. .." Wak Udin berapi-api menyampaikan tanggapannya. Ia akan selalu begitu jika mendapat kesempatan berbicara. 

"apa lagi kamu Hamid... kamu seorang guru, tugas kamu utama adalah mendidik siswamu agar menjadi generasi yang lebih baik dari generasi kita ini. Tanggung jawabmu dunia dan akhirat. yang nanti akan diminta pertanggung jawabannya kelak. Tak usah kamu pusingkan dengan hal-hal yang sepele itu. Pikirkan saja anak didikmu agar mereka memperoleh pendidikan yang lebih baik. sebaiknya kamu lebih memfokuskan diri memperbaiki kualitas mengajarmu dari pada hal-hal lain..." begitu nasihat wak Udin untuk sahabatnya ini. 

Sebuah nasihat yang patut kita renungkan.

Thursday, 7 January 2021

AKM

 


Beberapa waktu belakangan ini dunia pendidikan sedang hangat-hangatnya pembicaraan mengenai AKM yang insyaallah akan mulai dilaksanakan diawal tahun 2021 ini. Pembicaraan seputar AKM semakin meluas dari sejak diluncurkannya kebijakan pemerintah melaui Mendikbud ditahun 2020 yang lalu. Sosialisasi sudah mulai dilaksanakan, mulai dari tingkat Nasional, tingkat daerah dan bahkan ditingkat sekolahpun sudah banyak yang melaksanakannya termasuk disekolah kami. Namun karena masih belum memahami seutuhnya apa dan bagaimana AKM tersebut maka sebagian dari kami disekolah berinisiatif mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat GTK yang dapat diakses melalui SIM PKB.

Maka setelah mendaftar melaui link yang disediakan, mulailah kami mengikuti diklat AKM gelombang pertama sejak tanggal 4 hingga 8 Januari 2020. setelah beberapa hari mengikuti diklat online ini maka ada beberapa pengingkatan pemahaman kami mengenai AKM ini. 

Ada beberapa hal yang menjadi catatanku mengenai AKM ini yang kucoba merumuskan berikut ini.

* Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, termasuk satuan pendidikan kesetaraan. Pada tiap satuan pendidikan, asesmen akan dilakukan Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah.

*  Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi murid sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu murid menjadi kewenangan pendidik.

* Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan.

* Asesmen Nasional tidak menggantikan peran UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar murid secara individual. Namun Asesmen Nasional menggantikan peran UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan.

* Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu Literasi Membaca dan Literasi Matematika (atau Numerasi)..

* Asesmen Nasional terdiri dari tiga instrumen, yaitu: 

a. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid. 

b. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid;. 

c. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.

* Pengertian minimum untuk menunjukkan literasi membaca dan numerasi merupakan kompetensi yang setidak-tidaknya harus dimiliki untuk seseorang dapat berfungsi secara produktif dalam kehidupan. Konten yang diukur bersifat esensial serta berkelanjutan lintas kelas maupun jenjang. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan.

 AKM mengukur hasil belajar kognitif yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid. Sementara Survei Karakter mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

* Asesmen literasi membaca dan numerasi pada AKM dapat ditinjau dari 3 komponen (aspek) yaitu: konten, proses kognitif, serta konteks. bagan berikut menjelaskan rincian komponen AKM literasi membaca serta numerasi.

* Bentuk soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.

* Peserta Asesmen Nasional adalah seluruh satuan pendidikan yang terdiri atas: kepala sekolah, seluruh guru, dan murid yang dipilih secara acak dengan stratifikasi sosial ekonomi oleh Kemdikbud. Jenjang SD/ MI, kelas V maksimal 30 murid, jenjang SMP/MTS kelas VIII, SMA/MA, SMK kelas IX maksimal 45 murid setiap satuan pendidikan.

Sekolah diharapkan menjadikan hasil Asesmen Nasional sebagai alat refleksi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan iklim satuan pendidikan.

Sekolah diharapkan mampu merefleksi hasil AKM dalam pembelajaran sehingga guru-guru menerapkan teaching at the right level serta fokus membangun kompetensi serta karakter murid. laporan sekolah terkait iklim belajar dan iklim satuan pendidikan diharapkan ditindaklanjuti manajemen sekolah untuk menyusun dan melaksanakan programprogram sekolah yang mendorong terciptanya iklim belajar yang positif dan kondusif.


Tuesday, 5 January 2021

Apa itu pendekatan, metode, model dan strategi pembelajaran

 Tadi pagi saat jam mengajar kosong, diruang Pengajaran disekolahku terjadi diskusi apik tentang apa itu pendekatan, metode, model dan strategi pembelajaran. sebagian diantara kami masih bingung membedakan pendekatan, metode , model dan strategi pembelajaran.

Akhirnya mau tak mau kamipun berliterasi kembali, mencari dari berbagai sumber mengenai bahan diskusi kami tersebut. setelah membaca beberapa buku dan browsing dari berbagai situs pendidikan, maka untuk mengingatnya kembali kucoba untuk mereview kembali. Inilah sebagian yang sempat ku review kembali :

Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Strategi pembelajaran.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

  1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
  2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
  4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

  1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
  2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
  4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).

Metode pembelajaran

Jadimetode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

Teknik Pembelajaran

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Model Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Pendekatan Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Teknik Pembelajaran, Taktik dan Model Pembelajaran

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran.  Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

Sumber:

Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran | AKHMAD SUDRAJAT (wordpress.com)

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (hxxp://smacepiring.wordpress.com/)

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.

Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.


Sunday, 29 November 2020

Workshop Penyusunan soal HOTs

 


Ada yang terlupakan ... setelah tiga hari kegiatan baru kuingat untuk sekedar menuangkan ini pada sebuah tulisan. Alhamdulillah selama tiga hari ini saya mendapat kesempatan untuk mengikuti lokakarya penyusunan soal HOTs. Peserta lokakarya ini merupakan guru-guru hebat dari seluruh kabupaten, kota di Aceh. Guru-guru terlihat mendominasi kegiatan ini.Meskipun usia muda, tetapi semangat untuk menimba ilmu masih belum pudar dalam diri. Jika mendapat kesempatan untuk menimba ilmu pada berbagai kegiatan masih tetap semangat kuikuti. 
Pada kegiatan lokakarya kali ini kami membahas tentang apa itu soal HOTs, apa yang menjadi ciri-ciri soal HOTs, bagaimana cara penyusunan soal HOTs, apa saja langkah-langkah atau tahap yang harus dilakukan dalam menyusun soal HOTs.
Yang menjadi ciri-ciri soal HOTs itu antara lain:
* Mengandung analisa
* Bersifat logis
* Kebaruan
* Adanya stimulus
Suatu soal dikatakan HOTs bila mengandung:
1. Alih Pembelajaran.
2. Berpikir Kritis
3. Pemecahan Masalah
4. Berpikir Logika


Workshop kali ini diampu oleh pemateri-pemateri hebat seperti Prof. Darni Daud mantan Rektor Unsyiah, ibu Zayyana Putri yang merupakan dosen Serambi Mekah, bapak Jhon Abdi, bapak Muhammad Toha dan pak Didi, yang berperan sebagai instruktur hebat. 
bak sekali pengalaman yang didaptkan dari kegiatan ini, semakin memperdalam pemahaman saya dalam membuat dan menyusun soal HEBAT. 
Tidak ada kegiatan yang sia-sia dan tidak ada ilmu yang bermanfaat begitulah selalu yang menjadi motto saya dalam setiap mengikuti kegiatan.
Salam HOTs

Monday, 16 November 2020

 Pagi ini sebelum pukul 7 saya sudah sampai disekolah, langsung menuju ke ruang Lab Komputer 1 disekolah. ternyata asiswa-siswa 3 T sebagian sudah sampai di sekolah lengkap dengan pakaian sekolah seperti yang diamanatkan.  Menurut jadwal mereka akan melakukan diskusi FGD melalui VC Whatsapp. pada pukul 7.30.  Sementara menunggu merekapun  menikmati sarapan pagi  yang telah saya siapkan untuk mereka. tak lama kemudian siswa 3 T putra pun datang menyusul.

Tepat pukul 7.30 breefing dengan panitia ADEM 3 T pusat dimulai dengan menggunakan room meeting aplikasi Zoom. Panitia pusat ADEM 3T memberikan arahan hal-hal yang akan kami  selaku guru pendamping dan siswa lakukan  pada hari ini dan berikut pelaporannya. 

setelah waktu menunjukkan pukul 9 anak-anak kami siswa 3T yang sudah standby di ruang Lab Komputer sekolah kami pun melakukan diskusi FGD lewat VC grup Whatsapp yang sudah dibuat sebelumnya. terdengar suara percakapan mereka dengan pembimbingnya. terkadang terdengar suara cekikikan mereka ketika berdiskusi. ini menandakan bahwa mereka melakukan FGD nya dengan santai dan tidak ada beban. sebagian yang bisa saya dengar adalah pertanyaan dari pembimbing yang menanyakan apa yang menjadi bakat mereka dan juga ada pertanyaan tentang sifat atau perilaku apa saja yang menonjol pada diri mereka saat ini. Dan terdengar mereka menjawabnya dengan lancar disertai suara tawa renyah mereka. Saya melihat diskusi ini begitu hidup, tentulah ini dipandu oleh pembimbing dari WAG mereka yang sangat menguasai tehnik bertanya dan diskusi dengan siswanya. 

Lima belas menit  menjelang pukul 10, diskusi berakhir, dan setelah istirahat sejenak, mereka pun melanjutkan dengan psikotest tepat pukul 11.00. ada beberapa kendala ketika memulai psikotest online ini, seperti yang dalami oleh dua orang siswa kami yang password dan username nya sedang digunakan, sehingga minta di reset login. Alhmdulillah setelah  dilaporkan pada tim IT panitia pusat, segera direset dan mereka dapat melanjutkan psikotest online nya. 

Pukul .11   psikotest online ini berakhir. saya bersyukur tidak ada kendala yang berarti pada test kali ini, Tentunya ini berkat kerja sama yang dilakukan dengan pihak pengelola Lab Komputer yang alhamdulillah telah menyiapkan ruangan sedimikian lupa, sehingga akses internet tidak menjadi kendala. dan bapak kepala sekolh juga sempat memantau kegiatan ini. Saya selaku pendamping sangat bahagia melihat kesungguhan anak-anak kami dalam mengikuti kegiatan ini, sehingga bisa dikatakan tidak ada kendala yang berarti pada kegiatan hari ini. 

Terimakasih pada semua pihak yang terlibat, juga pada panitia pusat ADEM 3 T yang menyelenggarakan kegiatan ini. 

Wednesday, 4 November 2020

WEBINAR AGKI / PPSI ACEH

 WEBINAR AGKI

Cuaca pagi ini memperlihatkan matahari pagi seperti malu-malu mengeluarkan cahayanya. Anginpun sepertinya malas-malasan melebarkan sayapnya.  Pagi ini aku mengerjakan pekerjaan rutin dirumah yang kupercepat dari hari biasanya. bermain bulutangkis setiap pagi bersama putra bungsu ku setelah meminta izinnya tak kami lagukan pagi ini. setelah menyiapkan menu sarapan dan persiapan makan siang untuk suami dan anak-anakku, segera kubersiap-siap ke sekolah. Sesuia jadwal kami akan melaksanakan webinar AGKI Aceh. kegiatan webinar kali ini akan diisi olej bu Lastri yang berprofesi sebagai dosen Unsyiah, beliau dikenal sebagai dosen senior dan merupakan pakar pada bidang pembelajaran berbasis nilai di Universitas ternama di Aceh ini. 

Bebrapa hari sebelumnya aku sudah menghubungi beliau, untuk meminta kesediaannya menjadi narasumber pada kegiatan werbinar kali ini. Sebagai salah seorang pengurus dan panitia webinar, aku mendapat tugas untuk menghubungi narasumber. alhammdulillah bu Lastri bersedia dan merespon baik kegiatan ini. 

Sebenarnya sebulan sebelumnya kami pernah diskusi di mediasosial mengenai ilmu  yang beliau ini. akupun menyatakan ingin belajar lebih dalam lagj dengannya. bu Lastri pun menyanggupi jika diundang pada kegiatan yang diadakan.

Seperti pada pagi ini, alhamdulillah bu Lastri sedang memberikan materinya, pembelajaran berbasis nilai. Beliau menjelaskan bahwa tugas kita semua guru tidak sekedar memberikan pengetahuan pada siswa, namun juga menyelipkan pemberian nilai yang terkandung dalam materi tersebut. setiap materi pembelajran dapat dikaitkan dengan nilai, baik itu nilai karakter / akhlak atau nilai keagamaan. sehingga ilmu yang mereka terima menjadi lebih bermakna. dengan memberikan contoh-contoh penerapannya dalam pembelajaran kimia, bu Lastri  menekankan bahwa guru harus mempunyai tanggungjawab moral untuk menyampaikan nilai yang terkandung dalam suatu materi yang diajarkannya.

Sungguh sangat menarik sekali apa yang disampaikan, rekan-rekan guru peserta webinar AGKI Aceh pun terlihat antusias, terbukti dengan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan sehingga waktu pelaksanaan pun menjadi melebihi dari waktu yang disediakan.

Terimakasih bu Lastri atas ilmu yang diberikan. sangat bermanfaat sekali bagi kami, dan insyaallah kamipun akan mencoba menerapkan dalam pembelajaran kami di kelas, agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.  

Sifat Koligatif larutan in Life

Pernahkah kamu membuat bikin teh manis panas? Ketika air panas sudah dituang ke gelas berisi teh celup dan gula, lalu diaduk, apa yang terj...