Friday 3 July 2020

Kunci dalam menulis

Lanjutkan ke 15


Kunci Penting dalam Menulis

Pemateri:   Dr. Ngainun Naim

Penulis: Syarifah Rukayah Indra Melina



 

Perkuliahan ke limabelas malam ini berlangsung pada waktu yang sama seperti sebelumnya, namun ada yang berbeda pada malam ini. Setelah menyapa peserta Om Jay mempersilakan ibu Sri Sugiastuti untuk memandu acara yang biasanya dipandu oleh bu Fatimah. Setelah memberi salam dan menyapa kami para peserta, ibu Sri selaku moderator mempersilakan bapak Dr. 

Profil pemateri malam ini adalah sebagai berikut:

Nama

:

Ngainun Naim

Tempat Tanggal Lahir

:

Tulungagung, 19 Juli 1975

Alamat Kantor

:

I AIN Tulungagung, Jl. Walikota Sujadi Timur 46 Tulungagung 66221.

Alamat Rumah

:

Desa Parakan RT 11 RW 04 Kecmatan / Kabupaten Trenggalek Jawa Timur

Kantor

:

0355-321513

HP

:

081311124546

Surel

 

naimmas22@gmail.com

 Diawal penyampaian materi Dr. Ngainun mengatakan bahwa guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualifikasi, maka bebas memilih kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan. Salah satu kunci penting meningkatkan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis.

Sesuai tema, materi malam ini, adalah kunci penting dalam menulis.Kunci itu adalah alat untuk dibuka yang bisa membuat kita sekalian produktif dalam menulis. Kegiatan perkuliahan ini juga merupakan kunci yang tidak digunakan maka kunci itu tidak akan fungsional. 


Kunci penting dalam menulis antara lain:

1.        Motivasi saya. Mari menata motivasi sebaik mungkin. Bisa saja motivasi itu berupa pengmbangan karir, atau materi motivasi, motivasi politik, motivasi cinta. Tentunya setiap kita berbeda-beda motivasinya dalam menulis.

2.        Meyakini yang menulis itu anugrah . Banyak orang yang mau menulis, tetapi mampu memunculkan beberapa faktor seperti kesibukan atau alasan lain. Karena itu bisa menulis merupakan anugrah yang jangan disia-siakan dan disyukuri dengan cara terus menulis. Sebenarnya menulis bukan hal yang baru, karena para guru tentu saja melewati masa perkuliahan yang biasanya di setiap mata kuliah sudah tentu sering sesuai tugas membuat makalah. Selama masa perkuiahan sudah banyak makalah yang dihasilkan. Jadi itu tidak ada alasan jika kita para guru tidak bisa menulis karena kita semua sudah sering melakukan.

3.        Menulis itu memberikan banyak keajaiban hidup. Seperti falsafah Om Jay yang mengatakan bahwa menulis telah memberikan keajaiban dalam kehidupan. Menulis mampu menghasilkan finansial yang dapat diperbanyak.apa lagi jika tulisan yang dibukukan itu mampu menjadi best seller, tentu saja materi yang didapat juga banyak. Dengan rajin menulis bisa saja kita akan sering diundang menjadi pembicara dalam berbagai forum, memiliki banyak teman. Tulisan adalah alat perekam kehidupan yang ajaib.

4.        Tidak mudah menyerah . Selalu kita memiliki semangat menulis yang naik turun. Pada saat tertentu sangan berhasil namun saat terebut dimulai maka semangat menulispun mulai memudar. Maka disarankan untuk menulis lima paragraf rutin setiap hari.

5.        Berjejaring . Seorang penulis harus sering diundang, bangun jejaring kepenulisan.

6.        Menulis sebanyak-banyaknya . Menulislah setiap hari tanpa henti dan  terus-menerus. Jika Anda menerima tulisan Anda tidak dapat menulis dengan baik setiap hari tulisan Anda akan otomatis menjadi baik.

Ada beberapa hal yang dapat dilaporkan dari hasil tanya jawab dengan peserta antara lain:

Ø  Menulis resume itu boleh memasukkan tanggal atau tidak.

Ø    Kriteria tulisan yang baik itu antara lain; (1) tulisannya selesai / selesai ditulis. (2) Minim salah ketik atau salah teknis. (3) Bahasa menarik dan didukung oleh pemikiran logis yang baik, (4) JIka ingin diterima penerbit, ikuti gaya dan kebijakan penerbit.

Ø  Untuk meningkatkan agar konsistensi menulis  dan produktif antara lain; (1) dipaksa diri untuk menulis lama-lama jadi bekerja menulis; (2) memiliki jadwal yang disusun dan ditaati.

Ø  Ada  4 jenis Malu dalam menulis: (1) Malu untuk menulis. Tidak akan bisa menulis. (2) Malu kalau menulis dan tulisannya dibaca orang. (3) Malu sudah mulai hilang. Pokoknya nulis. (4) Malu jika tidak menulis.

Namun, ada beberapa pertanyaan lagi dari peserta namun bapak Naim namun ibu Sri menjawab pertanyaan yang akan diajukan nanti. Pak Naim tidak bisa melanjutkan karena dia harus kedokter, ada jadwal pemeriksaan kesehatannya. Sehat terus pak Naim. Teruslah Berbagi ilmu menulisnya pada kami. Semoga Allah tetap melimpahkan kesehatan buat Bapak. Aamiin.

 


4 comments:

Sifat Koligatif larutan in Life

Pernahkah kamu membuat bikin teh manis panas? Ketika air panas sudah dituang ke gelas berisi teh celup dan gula, lalu diaduk, apa yang terj...