Tuesday, 30 June 2020

Mengelola sekolah dimasa Pandemi

Resume ke 13

Mengelola sekolah dimasa Pandemi 

 


Pemateri : Dra. Betti Risnalenni, MM

Penulis : Syarifah Rukayah Indra Melina

 

Tadi malam sebetulnya aku tak bisa mengikuti perkuliahan karena kami sekeluarga akan ke luar kota ketempat adikku yang akan melangsungkan pernikahan anaknya. Perjalanan dari kotaku ke tempat adikku memakan waktu lebih kurang 5 jam. Biasanya sehabis perjalanan badanku terasa letih dan langsung istirahat biasanya. Namun alhamdulillah keadaan jadi beda, kami sampai ditujuan pukul 3 sore. Setelah beramah tamah dengan keluarga disana aku sempat beristirahat sejenak. Malamnya badan sudah terasa segar kembali. Karena belum ada kegiatan lain, kusempatkan mengikuti perkuliahan bersama Om Jay dan bu Fatimah. Meskipun bersambil dengan duduk bersama keluarga diruang tengah akhirnya aku dapat mengikutinya hingga selesai. Namun karena besoknya aku sudah disibukkan dengan persiapan acara pernikahan, akhirnya resume ini telat kutulis. Namun ku bersyukur akhirnya selesai juga kususun resumenya.

Kegiatan perkuliahan seperti biasa dibuka oleh Om Jay dengan pengucapkan salam kepada para peserta, dan dilanjutkan dengan sapaan khas dari ibu Fatimah selaku moderator acara ini. Pembicara mala mini adalah ibu Dra. Betti Risnalenni, MM, seorang pendiri TK, dan SD Insan Kamil Bekasi.

Ibu Betti,  begitu beliau dipanggil, merupakan alumnus Universitas Negeri Jakarta dan bertempat tinggal di Bekasi.


Inilah simpelnya perkuliahan online ini, pemateri kami sebenarnya masih dalam perjalanan pulang kampung, namun beliau masih bisa menyambilkan dengan memberikan materi sambil berada dalam perjalanan, untungnya sinyal tidak bermasalah ya ..tidak seperti didaerahku, jika dalam perjalanan karena melalui hutan dan perbukitan biasanya sinyal terkadang menghilang entah kemana, tetapi jika sudah berada didaerah terbuka sinyalpun muncul kembali.

Sambil melanjutkan perjalanannya bu Betti melanjutkan bahwa beliau adalah seorang guru yang berniat membuka sekolah yang bagus tapi bisa buat siapa saja. Sebelum beliau membuka sekolah, beliau sempat membuka kursus didaerah Bantar Gebang  Bekasi berdekatan dengan lokasi tinggal Om Jay.

Pada tahun 2003  beliau mulai membuat sekolah jenjang KB – TK dan SD dan masih berjalan hingga saat ini. Banyak hal yang beliau dapat dengan membuat sekolah itu, meskipun bukan dlam hal materi, namun penghargaan demi penghargaan mampu beliau dapatkan berkat prestasinya, seperti guru teladan, kepala sekolah berprestasi dan juara interpreuner guru Paud tingkat Jawa Barat. Juga ada hikmah lainnya yang beliau dapatkan yaitu dengan bertambahnya ilmu dan sahabat.

Selama masa pandemi  3 bulan terakhir ini beliau melakukan kegiatan daring untuk kegiatan belajarnya, meskipun lokasi sekolah nya berada dalam zona hijau. Selama kegiatan daring, bukan hanya pemberian materi yang dilakukan tetapi juga memberikan tugas rumah (life skill dan karakter). Meski diwarnai dengan mulai bosannya anak-anak ( maklumlah mereka masih tingkat Paud dan TK), secara umum kegiatan ini dinilai berhasil. Bosannya anak-anak disebabkan mereka ingin bertemu langsung dengan gurunya.

Selama pandemi ini agar kegiatan belajar tetap berlangsung harus ada kerja sama antara guru dan karyawan. Karena pada situasi seperti ini mungkin saja para guru dan karyawan merasa stress dengan wabah covid ini, sementara para guru juga tetap harus mengajar. Mengajar dengan daring dari rumah juga lebih susah terutama bagi ibu-ibu karena gangguannya lebih banyak.

Menangapi pertanyaan tentang bagaimana solusinya terhadap permasalahan dimana sejak dilakukannya pembelajaran daring anak-anak jadi sering bermain dengan HP bahan hingga keranjingan. Beliau engatakan bahwa penugasan oleh guru lewat HP juga ada pendidikan karakternya. Guru harus memberitahukan ke siswanya bahwa memegang HP hanya ketika berkomunikasi dengan guru untuk proses belajar atau ditambah sedikit waktu untuk bermain game dengan diberi alarm. Ini adalah untuk melatih kedisiplinan dan kepatuhan anak terhadap aturan.  Selanjutnya bu Betti akan mempublikasikan kegiatan sekolahya di Instagam Insan Kamil.

Menurut pengalaman bu Betti mengelola sekolah itu banyak sekali tantangan. Untuk bisa survive ki harus sering menghitung pemasukan dan pengeluaran, minimal rencana per tahun itu harus cermat meskipun bukan profit tujuannya. tapi sebaiknya diusahakan  jangan nombok jugakarena akan membuat tidak semangat dalam bekerja.

Awal membuat sekolah bu Betti menginginkan siswanya bisa Bahasa Inggris. Namun saat ini unggulan sekolah bu Betti adalah mampu menghafal jua 30 sebagai syarat kelulusan.

Menjawab pertanyaan peserta tentang pengalaman membuka sekolah, bu Betti mengatakan bahwa beliau mengawalinya dengan membuka kursus hingga mencapai 24 cabang. Kemudian atas ajakan teman beliau mulai membuka sekolah dengan mengontrak sebuah rumah, namun setelah 3 bulan berjalan teman beliau ternyata mengundurkan diri dengan alasan merugi. Akhirnya bu Betti melanjutkan perjuangannya seorang diri, sampai akhirnya mampu membeli sebuah rumah di komplek perumahan.

Bu Betti mengungkapkan pengalamannya bahwa ketika  membuka kegiatan sekolah dimasa pandemi ini bahwa harus ada persetujuan dari Dinas Pendidikan, persetujuan orang tua. Bagi siswa baru terutama ti gkat TK dan SD telah diadakan pertemuan diakir tahun pelajaran dan memfoto mereka dengan linglungan sekolahnya dan dengan dibdrikan mainan edukatif. Cara ini membuat anak-anak merasa senang.

Dalam mengelola sekolah Insan Kamil beliau ingin anak-anak yang tidak mampu dapat bersekolah disekolah yang bagus juga. Beliau tidak mewajibkan mereka membayar jika tidak mampu. Bahkan mereka tidak diwajibkan membawa surat Miskin.

Dalam membuat pembelajaran daring untuk anak KB dan TK agar tidak membosankan adalah dengan membuatat kegiatan seperti membuat kue dll.

Sekolah bu Betti juga sering mendatangkan narasumber untuk kegiatan parenting, kebetulan putri beliau seorang Psikolog yang juga mengajak rekan-rekannya sesame psikolog untuk mensosialisasikan permasalahan anak-anak.

Inilah sekelumit kisah  dari seorang Betti Risnalenni mengelola sekolah dimasa pandemi ini. Semoga yang sudah beliau lakukan dapat menginspirasi buat kita semua terutama untuk memberi kesempatan belajar yang sama kepada anak-anak yang tidak mampu dan bagaimana cara mengelola sekolah yang berbasis usia dini tingkat Paud, TK, SD dan KB.  Terimakasih bu Betti atas ilmu dan pengalaman yang ibu berikan. Insyaalah bermanfaat bagi kami dan menjadi amal jariah buat ibu.Aamiin.

 


8 comments:

Sifat Koligatif larutan in Life

Pernahkah kamu membuat bikin teh manis panas? Ketika air panas sudah dituang ke gelas berisi teh celup dan gula, lalu diaduk, apa yang terj...