Resume
perkuliahan keempat
Senin, 8
Juni 2020
Pemateri :
Ibu Emi Sudarwati
Penulis :
Syarifah Rukayah Indra Melina
Malam
ini adalah perkuliahan Belajar Menulis yang keempat, dengan arahan dari Om Jay,
dan dimoderatori oleh Bu Fatimah, pemateri handal yang menyampaikan
pemaparannya adalah ibu Emi Sudarwati. Menurut CV yang dikirimkan OmJay bahwa
beliau, Emi Sudarwati merupakan alumni Jurusan Bahasa Daerah IKIP Negeri
Surabaya tahun 1993 dan lulus tahun 1998.
Mengajar di SMPN 1 Baureno ini sejak tahun 2005. Disamping aktif mengajar, juga telah menulis
dan menerbitkan beberapa karya sastra Jawa dan Sastra Indonesia. Editor lebih dari 250 buku karya siswa dan
guru Indonesia.
Sesi materi dibuka oleh bu Fatimah sebagai
moderator dengan salam dan sedikit pengantar, selanjutnya bu Emi memulai
memaparkan materi yang berupa pengalaman beliau dalam menerbitkan buku.
Pada tahun 2013 beliau bergabung dengan sebuah
kelompok penulis di Bojonegoro. Namanya
PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro).
Di sana beliau banyak berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis
senior. Seperti : JFX. Hoery
(Padangan-Bojonegoro), Sunaryata
Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang
Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG
(Pemred Radar Bojonegoro-waktu itu), dan
masih banyak lagi yang lainnya.
Dari orang-orang hebat tersebut beliau mendapatkan banyak ilmu menulis dan
menerbitkan buku.. Bahwa karya siswa
yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN (Internsional Standart Book
Number).
Diawal tahun 2014 beliau sudah dapat
menerbitkan Kumpulan Cerkak karya Emi
Sudarwati dan karya Siswa SMPN 1 Baureno
dengan judul buku LUNG.
Pada penghujung tahun yang sama beliau kembali
bekerja sama dengan PSJB, untuk menerbitkan buku karya Emi Sudarwati dan Siswa
SMPN 1 Baureno. Alhamdulillah karya
beliau dan siswanya mendapat sambutan yang baik dari kepala sekolah, kepala dinas pendidikan,
bahkan bupati Bojonegoro saat itu. Beliau menjadi terkenal setelah diwawancarai
oleh wartawan daerah Bojonegoro dan dimuat di surat kabar harian radar
Bojonegoro yang sangat terkenal itu. Imbasnya banyak orang yang penasaran dan
menyerbu untuk membeli buku tersebut.
Buku karya Emi Sudarwati dan siswa SMPN 1
Baureno menjadi inspirasi bagi banyak
sekolah. Bukan hanya di Bojonegoro,
namun juga di Kabupaten lain. Sehingga beliau semakin sering diwawancara wartawan
berbagai media, baik cetak maupun online
tanpa harus membayar sepeserpun.
Pada tahun 2015 ini, penulis ditugaskan untuk
mengikuti lomba inobel tingkat nasional.
Meskipun tidak percaya diri namun akhirnya beliau tetap mengirimkan
karya inovasinya. Tak disangka ternyata beliau lolos sebagai sebagai finalis inobelna. Bersama 102 guru dari
seluruh Indonesia, beliau diundang ke Jakarta untuk presentasi. Ternyata bukan hanya presentasi, tetapi ada
ujian tulis juga.
Selanjutnya beliau mendapat rekomemdasi dari
PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro) untuk mengikuti sayembara di BBJT
(Balai Bahasa Jawa Timur). Lembaga tersebut, setiap tahun mengadakan sayembara,
yaitu pemilihan sanggar sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra Jawa, dan
guru bahasa berdedikasi. Puji sukur, penulis mendapat anugrah sebagai guru
Bahasa Jawa Berdedikasi. Hal ini
disebabkan karena sudah menerbitkan beberapa buku karya sastra siswa.
Dengan status baru ini, beliau merasa memiliki
tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus literasi di manapun
juga. Bukan hanya untuk siswa, namun
juga untuk sesama guru. Bukan hanya di
Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.
Pada tahun
2016, beliau ditugaskan mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten
Bojonegoro. Dan berhasil menduduki juara
ke tiga . Pada tahun yang sama, beliau
kembali mengirimkan karya inobel dan berhasil mendapat juara 1 inobel nasional kategori SORAK (Seni, Olah Raga, Agama,
bimbingan Konseling dan Muatan Lokal).
Tidak lama
seusai lomba, penulis mendapat panggilan untuk short Course di Negeri
Belanda. Sepulang dari Belanda, masih
juga mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali.
Beberapa
bulan berikutnya. Penulis diundang untuk
mengikuti workshop Literasi di Kota Batam.
Dan beliau tidak melewatkan kesempatan untuk berkunjung ke negeri jiran
Singapura yang jaraknya sangat dekat dengan kota Batam. Sehari di Singapura
beliau mampu melahirkan sebuah buku
berjudul Dag Dig Dug Singapura.
Selanjutnya
beliau mengajak teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama
dalam satu buku. Penulis menyebutnya
dengan istilah Patungan Buku Inspiratif. Dalam perkembangan selanjutnya, bahkan
bukan hanya menerbitkan buku-buku patungan.
Namun saat ini lebih banyak menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia)
dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia).
Ratusan
buku lahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif. Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak
menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup dirubah. Yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif
(PBI). Beberapa undangan dari
daerah-daerah lain mulai berdatangan.
Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta
dan lain-lain.
Di
Bojonegoro sendiri, penulis aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru
(PBG) dan PGRI, dipercaya sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan meulis
buku. Memotivasi guru-guru Bojonegoro
agar lebih inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif dalam menulis dan
menghimbau agar guru-guru lebih sering mengirimkan hasil karya ke media.
Ditahun
2019 beliau mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku. Karya ini ditulis berdua dengan
suaminya. Pada tahun yang sama menerbitkan 2 buku tunggal
dan beberapa buku patungan yaitu buku yang ditulis bersama siswa SMPN 1 Baureno
dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif.
Juga menulis bersama penerbit Pustaka Ilalang. Saat ini saya konsentrasi
mengelola TBM Kinanthi. Untuk penerbitan buku
beliau bekerja sama dengan Majas Grup (Penerbit Majas, Dwi Putra Jawa,
dan Praktek Mandiri).
Salah satu
peserta yang menanyakan untuk pengiriman naskah atau materi untuk dibukukan apakah harus
sudah dalam keadaan siap cetak ? Apa yang layout pihak percetakan? Bagaimana
untuk naskah yg dikirim hanya berupa karya saja..berapa beaya yg harus
dibutuhkan? ( jika Caver dan layout
bukan penulis), beliau menjawabnya bahwa
naskah yang dikirim usahakan
sudah lengkap ,mulai judul, kata pengantar, daftar isi, isi buku,bdan biografi penulis. Sedangkan edit, layout dan desaig kover akan dikerjakan TIM.
Namun jika ingin membuat kover sendiri
juga diperbolehkan. Tapi tidak akan
mengurangi biaya ke penerbit. Ukuran kertas
yang digunakan A5 . Adapun biaya penerbitan, tergantung jumlah halaman
dan banyaknya cetak. Kalau jumlah halamannya 50-60 halaman, dengan biaya Rp. 480.000
sudah termasuk edit, lay out, desain
kover dan ISBN dan dicetak minimal 10 eks.
Penanya
berikutnya menanyakan tentang untuk menerbitkan
PTK apakah yang dikirim ke
penerbit naskah asli PTK ? menurut ibu
Emi Naskah PTK harus sudah dirubah sistematikanya seperti buku. Jadi ada
beberapa yang boleh dihilangkan dan yang
harus disederhanakan. Bisa 1 PTK dijadikan satu buku atau 1 buku terdiri dari kumpulan beberapa
PTK.
Masih ada
lagi beberpa pertanyaan dari peserta yang menanyakan seputar pengalaman beliau
dalam menerbitkan buku.
Luar biasa
ilmu yang didapatkan mala mini, dan semakin bertambah wawasanku dalam ilmu
menulis, dan semakin mengobarkan semangatku untuk dapat menulis hingga
menghasilkan buku karya ku sendiri. Semoga Allah memudahkan jalan untuk
mewujudkan harapanku ini.
Banda aceh
dipertengahan malam….
Buku adalah bukti sejarah. Merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini. Oleh karena itu, beliau ingin mengabadikan setiap jengkal perjalanan menjadi sebuah buku. Setiap karya pasti akan menemukan takdirnya sendiri. Semoga buku sederhana ini mengispirasi banyak orang.
ReplyDeleteAamiinn, semangat mewujudkan menulis buku sendiri.
ReplyDelete